Seru dan meriah, itulah yang Anda dapatkan bila berkunjung ke perkampungan Suku Dayak Kenyah, Kaltim. Anda dapat menyaksikan langsung ragam budayanya, menari bersama, dan berfoto menggunakan atribut suku sambil menikmati alunan musik khas Suku Dayak Kenyah.
Tarian menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan saat berkunjung ke suatu daerah. Mengikuti alunan musik khas daerah tersebut dan ikut menari bersama masyarakatnya menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan. Pengalaman menarik ini akan Anda dapatkan bila berkunjung ke Desa Budaya Pampang. Sebuah perkampungan Suku Dayak Kenyah yang berjarak sekitar 25 km dari Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Hari Minggu siang merupakan waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke Desa Budaya Pampang. Dengan membeli tiket seharga Rp 15.000 Anda sudah dapat menyaksikan serangkaian pertunjukkan tari yang digelar di Lamin Kampung atau Rumah Adat Suku Dayak. Pertunjukan tari ini mulai dari pukul 14.00 WITA sampai selesai.
Saat pertunjukan pun dimulai. Seorang MC dan beberapa pemain musik membuka pertunjukan. Selama berjalannya pertunjukan ada 6 tarian yang dipentaskan dari desa Budaya Pampang.
Tarian pertama yang akan ditampilkan adalah Tari Nyelama Sakai. Sembilan orang penari belia membawakan tarian ini mejadi pembuka sekaligus ucapan selamat datang untuk para pengunjung. Kemudain acaraĆ dilanjutkan dengan penampiloan Tari Kancet Lasan, dan Tari Enggang Terbang yang dibawakan bergantian.
Tari enggang Terbang sendiri menceritakan tentang perpindahan masyarakat Suku Dayak dari satu tempat ke tempat lain yang lebih baik. Tarian ini dilakukan oleh sekelompok gadis Suku Dayak yang mengenakan hiasan kepala berlambang Burung Enggang. Gerakan yang cantik dengan alunan musik khas Suku Dayak Kenyah mengalun dengan sangat indah.
Selanjutnya, Tari Anyam Tali pun turut melengkapi pertunjukan daerah ini. Tarian yang satu ini menggambarkan suku Dayak yang terdiri dari bermacam-macam sub suku. Namun, dengan adanya perbedaan ini mereka tetap saling bersahabat satu sama lain. Di atas simpul tali, terdapat patung burung Enggang yang disimbolkan sebagai seorang pemimpin.
Pada penampilan kelima, Tari Pampaga tampil memeriahkan suasana. Tarian ini melambangkan sebuah perangkap yang sengaja dibuat untuk mengusir hama. Ditarikan oleh 6 gadis muda, tarian ini dimainkan dengan menggunakan peralatan bambu.
Empat orang penari memainkan bilah-bilah bambu yang menimbulkan suara yang berirama, sedangkan sisanya menari di atas bambu-bambu tadi. Makin lama irama bambu terdengar makin cepat, membuat para penari juga harus mempercepat langkahnya saat menari di atas bambu-bambu itu agar kakinya tak terjepit.
Setelah penampilan para penari Pampaga, pembawa acara memberikan kesempatan bagi para tamu untuk ikut mencoba menari Pampaga bersama para penari. Tak sedikit pengunjung yang tertarik dan mencoba ikut menari tari Pampaga.
Rasa takut ketika harus melompati bilah-bilah bambu dengan irama yang kian lama kian cepat justru menjadi tantangan yang mengasyikkan. Banyaknya pengunjung yang ingin ikut mencoba Tari Pampaga membuat MC harus menutup sesi tari ini dan melanjutkan ke tarian selanjutnya.
Tari terakhir yang ditampilkan adalah Tari Leleng. Tari ini merupakan ucapan selamat berpisah yang ditarikan oleh para penari yang telah tampil. Para penari juga akan mengajak para pengunjung untuk ikut menari bersama.
Usai penampilan Tari Leleng para pengunjung bisa berfoto bersama dengan ibu-ibu bertelinga panjang ataupun dengan para tetua suku. Namun, untuk bisa berfoto bersama mereka Anda perlu membayar sekitar Rp 25.000 untuk 1 sampai 3 kali jepret.
Selain itu, Anda pun juga bisa berfoto dengan pakaian khas Suku Dayak Kenyah seperti yang dikenakan penari-penari tadi,lho. Cukup dengan membayar sewa Rp 25.000 per pakaian Anda sudah bisa bergaya ala Suku Dayak.
Selesai menikmati keindahan gerak tari khas Suku Dayak Kenyah, Anda bisa membeli oleh-oleh di sini. Beragam pernak pernik dari manik-manik maupun kayu dapat dibeli di Rumah Lamin maupun rumah-rumah penduduk.
Desa Budaya Pampang terbilang cukup mudah untuk dikunjungi. Perkampungan Suku Dayak Kenyah ini dapat ditempuh dari Samarinda dengan menggunakan kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat melalui jalan poros Samarinda-Bontang. Desa Pampang sendiri terletak sekitar 5 km dari jalan poros.
Jadi, jika Anda ingin melihat kehidupan Suku Dayak Kenyah, tarian dan tato orang Dayak, Lamin, telinga panjang, ataupun membeli oleh-oleh khas Dayak dalam satu waktu. Tidak salah jika Anda berkunjung ke Desa Pampang.
Sumber : http://travel.detik.com/read/2012/03/26/210601/1877048/1025/3/serunya-menari-bersama-suku-dayak-kenyah-kaltim
0 komentar:
Posting Komentar